kuharap kita dapat bersua di tepi waktu
seperti sinar yang tak sembul dan suara yang tidak melesit
mengalir pelan, meliuk searah busur jiwa
sekelebat bayangan semu
aku menulis di atas batu retak sayup-sayup bernada geretak
bola mataku terantuk tembok sempoyongan mengantuk
kemarin dan hari ini telah kosong melompong
esok semoga tak lebih hitam mengelam
kucari kenapa ia di balik awan muncul rembulan
kuangkat ia bagaimana datang kerlip bintang
kubelah langit malam biar kapal perompak digulung lautan
aku sadar rambutku sedikit keriting, walau isi kepala belum sinting
kemanapun kakiku melangkah jauh
kau tak akan pernah ada dan hadir dalam hidupku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar